Bentuk
- Bentuk Pelayanan PAK Terintegrasi
Albet
Saragih[1]
Abstraksi
Pendidikan Agama Kristen
(selanjutnya ditulis PAK), adalah proses pembelajaran yang berbasis alkitabiah
yang sudah berlangsung sejak zaman gereja purba. Apa yang diungkapkan dalam Kis
2: 42 “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul
dan dalam persekutuan....” .
Kata kerja bertekun
adalah [proskartereo] yang artinya “memegang erat sesuatu”, “bertekun
dengan sesuatu”, “menyibukkan diri dengan”, “berdedikasi kepada” atau “terlibat
dengan sungguh-sungguh pada sesuatu”. Saya rasa kita dapat melihat dari asal
kata yang digunakan bahwa beberapa hal menarik perhatian orang-orang ini,
sehingga menghasilkan dedikasi/ketekunan mereka pada sekumpulan kegiatan yang
mana semuanya berhubungan. Sesuatu sudah menarik perhatian mereka.
Menjadi jemaat
pembelajar, adalah pesan kuat yang
disampaikan melalui Amanat Agung Tuhan Yesus Mat 28: 19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman." Dalam pilar “menjadi muridKu”
memuat aspek mandasar yang dilakukan gereja sepanjang masa. "Menjadikan
murid" menunjukkan kualitas hasilnya yaitu seorang murid. Apa artinya
menjadi murid Kristus?
Menjadi murid Kristus[2] bukan hanya sekedar menjadi seorang yang bertobat atau anggota dari sebuah gereja. Arti kata murid berarti : "pengikut" seseorang yang belajar secara dekat dari gurunya (ia belajar bukan hanya dari mendengar tetapi juga melakukan seperti yang diajarkan gurunya, itulah seorang murid!). Tuhan Yesus tidak menginginkan seorang petobat yang pasif, tetapi Yesus menginginkan seorang murid yang aktif, seseorang yang menemukan rahasia keindahan hidup sebagai orang Kristen. Murid yang berdiri teguh, memberitakan Injil, mengerjakan Firman-Nya di tengah dunia yang bengkok dan jauh dari Tuhan.
Seorang murid adalah orang yang memprioritaskan kasihnya kepada Kristus sebagai prioritas utama. Ia mau memikul salibnya dan mengikut Yesus. Seorang murid menempatkan Kristus di atas segala harta miliknya. Murid Kristus rela berkorban-rela bayar harga untuk melakukan apa saja yang sesuai kehendak Kristus, dengan keyakinan pasti bahwa jalan Tuhan adalah selalu yang terbaik. Murid-murid Kristus adalah orang-orang yang saling mengasihi satu dengan yang lain sama seperti Kristus mengasihi mereka masing-masing. Setiap anggota jemaat adalah orang yang telah dimuridkan, untuk menjadi murid Kristus, yang bertujuan mejadikan orang-orang di sekitarnya menjadi murid sama seperti dia telah menjadi murid Tuhan Demikian gereja dengan setia melakukan proses edukasi kepada jemaatNya.
Sejak zaman gereja mula-mula
berbagai bentuk atau cara pemuridan ditempuh gereja. Dari sejarah gereja dapat
dipahami kegiatan menjadikan murid sudah berlansung dan terorganisir. Bermula
saat keduabelas murid mendapat panggilan dan didikan langsung dari Yesus Sang
guru Agung. Bentuk-bentuk cara pemuridan yang dilakukan Yesus sangat
fundamental dan futuris. Bentuk Pengajaran dilakukanNya dengan mengumpulkan
murid-murid ; baik di ruangan atau di alam terbuka, di mana Yesus duduk sedang
mengajar muridNya ,
Beberapa bentuk pelayanan PAK yang ada dilakukan : keluarga,gereja, dan
masyarakat diantaranya :
1.1 PAK
dalam Keluarga
Sejak
awal Allah sangat menaruh perhatian besar terhadap eksistensi keluarga. Itu
terbukti dimana Allah sendiri membentuk keluarga sebelum manusia jatuh
ke dalam dosa melalui penyatuan Adam dan Hawa (Kej.2: 21-24) di Taman Eden.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberitahuan tentang tanggung jawab orangtua dalam
mendidik anaknya untuk menjadi generasi takut akan Tuhan. Ul
6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada
hari ini haruslah engkau perhatikan,
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai
tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang
pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Ul 6:4-9
Keluarga adalah komunitas cinta yang sangat alami dan intim.
Melalui keluarga peserta didik membangun sikap dan karakter yang mendorong
untuk ikut menjaga dan memelihara keluarga[1]. Dan juga, Gereja mengajar melalui
partisipasi keluarga-keluarga dalam persekutuan yang beribadah. Kini keluarga
semakin mendapat perhatian dalam gereja, dan banyak penelitian telah
diterbitkan dalam banyak buku tentang pokok tersebut. Di dalam hubungan antara
keluarga dan gereja terdapat tindakan ganda: tindakan kesaksian keluarga
melalui ibadah bersama, dan tindakan Roh Kudus dalam kehidupan keluarga yang
menucul dari ibadah tersebut. “Horace Bushnell” berpendapat bahwa, suatu
kesatuan organis antara kehidupan keluarga di gereja dan keluarga-keluarga yang
terikat dalam perjanjian di Israel[2].
Keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan utama,
dengan orang tua sebagai pendidik. Lama sebelum ada pendidikan formal sekolah,
keluarga sudah ada. Tanggung jawab orang tua sebagai pendidik, khususnya dalam
hal iman atau agama tercatat dalam Perjanjian Lama (Ulangan 6), namun tanggung
jawab ini umumnya diahlihkan kepada guru agama di sekolah maupun jemaat. hal
ini disebabkan karena orang berpikir bahwa pendidikan adalah yang dilaksanakan
secara formal saja, yakni yang dilakukan menggunakan bentuk skolastik, dengan
kurikulum dan guru yang khusus. Hanya sedikit yang berpikir bahwa pendidikan
dapat dilaksanakan tanpa kelas maupun kurikulum[3].
Keluarga Kristen adalah pemberian Tuhan yang tak ternilai
harganya keluarga Kristenlah yang memang peranan yang terpenting dalam PAK,
bahkan lebih penting pula dari segala jalan lain yang dipakai gereja untuk
pendidikan itu. Baik anak-anak, maupun orang tuanya memperoleh berkat rohani
besar di dalam keluarga yang dipimpin oleh Roh Tuhan. apabila keluarga itu
disucikan dan dikuasai oleh Yesus Kristus sendiri, niscaya keluarga itu menjadi
taat yang kuat dalam tangan Tuhan untuk memperkembangkan dan mematangkan
pribadi Kristen yang luhur. Dengan demikian keluarga Kristen merupakan suatu
persekutuan antara anak-anak dengan ayah dan ibunya (dengan kakek dan neneknya
pula), yang sanggung menciptakan suasana Kristen sejati di dalam lingkungan
mereka sendiri.
Keluarga mempunyai tempat yang mutlak dalam sejarah suci. Di
Alkitab kita menyaksikan pentingnya keluarga yang dipakai oleh Tuhan sebagai
saluran dan jalan keselamatan yang dirancangkan Tuhan bagi umat manusia[4].
Dalam perjanjian lama kita dapat melihat keluarga yang dapat
kita mengambil contoh dari keluarga-keluarga para Patriakh (bapa-bapa leluhur).
Seperti Abraham, Ishak, dan Yakub. Keluarga-keluarga ini besar pengaruhnya
terhadap hidup segala keturunan dan anggota keluarganya[5].
Pendidikan agama dalam keluarga merupakan dasar bagi seluruh
pendidikan lainnya dalam masyarakan ujmat Tuhan pada zaman Perjanijan
Lama. Demikianlah rumah tangga Kristen dapat merupakan bayangan dari
gereja, bahkan dari kerajaan Allah.
Akan tetapi, sepanjang sejarah umat manusia, keluarga selalu
menghadapi suatu perjuangan untuk memperhatankan diri di hadapan pelbagai kuasa
yang mengamcam keutuhannya. Sering keljuarga diibartkan dengan suatu negara
kecil yang tertangkap dalam pertempuran kuasa-kuasa yang hebat; kawan-kawannya
sedikit saja, lawan-lawannya terlalu banyak. Adakalanya gereja sendiri
menjadi seteru bagi keluarga, yakni bilamana gereja hanya memakai tenaga
keluarga untuk membangun dirinya sendiri[6]
II.1.2 PAK di Gereja
Di lingkungan Gereja memang sudah tersedia pedoman
katekisasi namun belum terlaksana dengan baik. Selain perlu dievaluasi perlu
dirumuskan warna teologi gereja khususnya GMIM yang dituangkan dalam pengakuan
iman GMIM yang adalah sumber ketekisasi gereja. Teologi GMIM mengacu kepada
teologi Calvin, namun di jemaat kita dapat melihat adanya warna pentakosta baru
atau karismatik, tetapi juga fundamentalisme dan bahkan Roma katolik[7].
Dalam gereja ada beberapa bentuk pengajaran PAK, salah
satunya yang paling menonjol adalah Katekisasi Sidi.
Katekisasi Sidi adalah salah satu bentuk dari beberapa
katekisasi yang ada. Namun pada zaman ini ada bahaya-bahaya katekisasi sidi
yang belakangan ini sering muncul dalam kehidupan jemaat diantaranyan :
a. Ketekisasi hanya dituruti para jemaat oleh sebab adat
gereja menuntutnya.
b. peneguhan sidi itu sendiri saja yang menjadi tujuan dan
pegangan seterusnya bagi calon-calon anggota Sidi jemaat.
c. pelajaran yang diberikan di katekisasi dianggap sudah
cukup untuk seleruh hidup kemudian.
d. katekisasi gampang cendurung pada suasana sekolah. Para
pelajarnya memang datang untuk belajar tetapi jangan hendaknya pengajaran itu
bersifat intelektualistis atau dengan kata lain terlalu menitik beratkan
pengetahuan otak[8].
Dalam katekisasi hendaknya pendeta dengan para calon Sidi
jemaat bersifat ramah tamah bagaikan seorang bapa yang bercakap-cakap dengan
anaknya, hubungan mereka harus mesra dan secara perseorangan. Jangan kita
merasakan puas mengajar di depan kelask atekisasi saja, melainkan seharusnya
kita mencari atau mengadakan kesempatan untuk bicara secara pribadi dengan
masing-masing calon sendiri, karena mereka tidak boleh diterima secara otomatis
saja menjadi anggota penuh dalam gereja, biarpun mereka sudah mengikuti
pelajaran katekisasi dengan setia.
II.1.3 PAK di Sekolah
PAK di sekolah adalah salah satu bentuk pendidikan agama Kristen
di samping katekisasi sidi, sekolah Minggu, dan PWG (pembinaan warga gereja),
sehingga seharnya juga merupakan tanggung jawab gereja. Di Indonesia pendidikan
agama dilihat sebagai bagian integral yang hakiki bagi pembangunan bangsa dan
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Akihbatnya gereja-gereja sering tidak
memperdulikan penyelenggaraan PAK di sekolah-sekolah, terutama di sekolah
negeri atau swasta yang non-Kristen, karena menganggap itu merupakan wewenang
serta tanggung jawab sekolah atau pemerintah, bukan Gereja.
Banyak gereja yang belum memahami hakikat PAK di sekolah
atau menyadari tanggung jawabnya atas PAK di sekolah. Hal ini tampak dalam
strategi pelayannya, khususnya di bidang pendidikan atau pembinaan iman jemaat,
yang umumnya belum mencantumkan PAK di sekolah dalam rencana program[9].
Dalam PAK di sekolah negeri mempunyai faedah dan bahayanya
seperti :
a. Dengan jalan ini gereja dapat menyampaikan Injil kepada banyak anak-anak dan
pemuda-pemuda yang sukar dikumpulkan dalam PAK gereja sendiri, seperti dalam
sekolah minggu atau katekisasi.
b. Anak-anak yang menerima PAK di sekolah, akan merasa bahwa pendidikan umum
dan agama itu bukan dua hal yang tak ada hubungannya, melainkan sebaliknya
harus berjalan bersama-sama.
c. Jikalau gereja tak mampu membiayai pekerjaan sekolah minggu dan sekolah
Kristen secara besar-besaran, maka PAK di sekolah negeri itu banyak menolong
gereja yang lemah secara keuangan.
d. Dan akhirnya ada faedahnya bahwa dengan termasuknya pengajaran agama dalam
rencana pelajaran umum, maka agama itu dengan sendirinya mulai merupakan suatu
bagian mutlak dari kebudayaan segenap rakyat.
Akan tetapi di pihak lain jangan kita menutup mata bagi
bahaya-bahaya yang terkandung dalam PAK di sekolah negeri, seperti :
a. Ada kalanya pengajaran agama itu dijadikan sebagian yang resmi dari seluruh
rencana pelajaran di sekolah.
b. Apabila PAK itu diberikan dalam suasana sekolah umum besarlah bahanya
pokok-pokok agama itu diajarkan sama seperti pokok-pokok lain yang direncakan
sekolah itu.
c. Oleh sebab itu sebaiknya kita waspada jangan sampai kita menurunkan derajat
dan mengubah wujud PAK.
e. boleh jadi murid-murid berpendapat bahwa PAK yang telah diterimanya di
sekolah sudah cukup, sehingga kurang perlu mereka mengikuti pengajaran agama
yang diselenggarakan gereja[10].
II.1.4 PAK kepada Anak-anak
Anak-anak
yang dibaptiskan termasuk golongan manusia lain daripada anak-anak bukan
Kristen, akerna mereka selalu dikelilingi oleh pagar jemaat dan rumahtangga
Kriste, hidupnya bercorak lain dari hidup orang yang belum tergolong pada umat
Tuhan[11]
Dalam PAK bagi anak-anak kita dapat menggunakan beberapa
cara untuk mengajar :
II.1.4.1
Baptisan
Baptisanlah yang meletakkan dasar bagi segala pimpinan dan
pengajaran selanjutnya dalam kehidupan seorang anak. Sebab itu baiklah orangtua
menerima baptisan kudus itu sebagai suatyu bagian dari berita Injil,, yang
menyampaikan dan menyugguhkan rakhmat Allah dalam Yesus Kristus kepada anak
mereka ang lemah dan berdosa itu. Di
Di samping itu baptisan Kristen meltekkan tanggungjawab dan tugas yang penting
pada orangtua. Mereka harus menyahut beberapa soal yang didapkan kepada mereka,
antara lain mengenai kewajiab mereka untuk mendidik anaknya sendiri sebagai
anak Tuhan pula. Mereka harus mendidik anak mereka dalam “takut akan Tuhan”
kata takut disini berarti rasa sega, hotmati, penakluklan diri kepada
Firman Tuhan
II.1.4.2 Rumah-tangga Kristen
Rumah tanggalah yang merupakan dasar masyarakat. Sebab itu
rumahtangga Kristen sangat besar artinya. Di antara kaum lainnya. Perhubungan
suami dan isteri adalah perhubungan yang paling rapat antara dua manusia. Dan
jikalau suami isteri Kristen yang telah menjadi sedarah itu dianugerahi anak,
mereka merupakan segitiga yang suci.
Mula-mula bayi kecil hanya mengenal ayah dan ibunya, yang menyelengaran segala
keperluaannya. Juga pada umur yang amat muda itu si anak sudah banyak menerima
kesan-kesan yang besar pengaruhnya bagi seluruh hidupnyua kemudian.
Rumah-tanggalah yang dapagt menanamklan dalam abtin anak-anak muda pengertian
akan dua hal yang merupakan inti sari pengajaran agama Kristen. Yakni apakah
Taurat dan anugerah.
Anak-anak belajar supaya jangan berdusata dan jangan bersikap munafik. Mereka
disuruh menjujung dan mempraktikkan peraturan ketertiban rumah tanggak mereka,
dan kalau mereka melanggarnya patat dihukum. Tetapi serentak dengan itu ayah
dan ibu mengajar anak-anaknya pakah anugerah itu. Betapa indahnya apabila
seorang anak kecil memohon dan menerima kemampuan.
II.1.4.3
Gerej sendiri
Baiklah gereja untuk memberikan tempat kepada anak-anak
dalam segala usaha dalam gereja. Memang sudah ada sekola minggu, tetapi di
samping sekolah Minggu sebaiknyalah anak-anak juga mendapat perhatian dan
pendidika nayng lebih luas lagi. Pendeta seyogianaya tahu nama-nama anak yang
ada di jemaatnya. Anak-anak kecil masih terlalu muda untuk selalu masuk
kebaktian orang dewasam tetapi mereka boleh mengambil bagian dalam kebaktian
anak-anak; mereka harus turut merakan pesata besar dair jemaat, sepert pada
hati Natal ataupun Paskah.
II.1.5 PAK kepada Kaum muda
a. PAK
kepada Remaja
Kaum pemuda merupakan suatu masalah yang sukar dan penting
bagi Greja Kristen dewasa ini. Kaum pemuda di Indonesia tentu saja menyerupai
pemuda di seluruh dunia. Di mana-mana kaum pemuda bergerak dan bertindak.
Mereka suka berbaris dan beraksi. Mereka menggemari perarakan dan upacara.
Mereka ingin berorganisasi serta mengikuti pemimpin-pemimpin yang dikagumi.
Kaum pemuda bersifat dinamis, dan mau berjuang untuk mewudkan cita-citanya.
Nmereka hendak membarui masyrakat dan ingin memberantas segala sesuatu yang
jelek, yang jahat, yang merintangi perkembangan dunia ini ke arah keadilan dan
kemakmuran. Janganlah hendaknya gereja mengabaikan tugasnya terhadap golongan
ini, melainkan sebalkiknya hendaknya gereja banyak mencurhakan perhatian dan
pekerjaan kepada orang muda, supaya jangan sebentar mwereka membelakangi
gereja.
Pentingnya umur pemuda tentu saja pertama mengenai diri mereka sendiri. Mereka
telah tiba pada masa peralihan dalam hodupnya yang besar akibatnya. Mereka
sudah bukan anak lagi, dan beluim juga masuk ke usia kedewasaan. Umur antara
ini menyatakan diri dengan rupa-rupa perubahan, baik dalam tubuh maupun jiwa di
pemuda itu.
Banyaknya terjadi permasalahan dalam PAK kepada kaum muda. Seperti hubungan
Pemuda dengan orang tuanya,para pemuda antara lain bergunul dengan soal-soal
dan kesangsian mengenai agama. Jikalau pemuda rupa-rupanya tak suka lagi
mengaku kuasa orangtuanya atas hidupnya. Kitya semua memang sudah mahluim bahwa
soal hidup kelaliman merupakan masa dan perjuangan yang sangat besar
pengaruhnya dalam kehidupan kaum pemuda.
[1] Penulis
adalah dosen S1 PAK sejak 1997, Kaprodi S1 PAK STTSU Medan , yang juga mengajar di Program Magister
(S2), dan Program Doktor (S3) di kampus
yang sama.
[2] http://terang-pagi.blogspot.co.id/2012/02/jadikan-semua-bangsa-murid-ku.html,
diakses 10 Nopember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar