Kamis, 30 Maret 2017

PAK LANSIA, PELAYANAN UNTUK USIA PARIPURNA



PAK LANSIA, PELAYANAN UNTUK USIA PARIPURNA
Dr Albet Saragih, MA,MPdK
Abstraksi
Latar Belakang
Berbicara tentang  Pendidikan Agama Kristen (selanjutnya disingkat PAK) secara utuh dalam setting gereja maupun setting sekolah dan masyarakat adalah berlangsung sejak dari dalam kandungan hingga Lansia. Dengan istilah lain disebut From womb to tomb. Ada PAK  anak, PAK Remaja, PAK Pemuda, dan ada PAK dewasa/keluarga. Belakangan muncul PAK untuk Lansia , yang teorinya dipisahkan dari lingkup PAK dewasa/keluarga selama ini, mengingat begitu urgennya pelayanan yang satu ini dilakukan. Istilah-istilah dan pembagian PAK di atas adalah bersumber dari kurikulum PAK di Perguruan Tinggi Teologi Agama Kristen (PTTAK) khususnya pada prodi PAK sendiri.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah memicu timbulnya berbagai perubahan dalam masyarakat, dengan meningkatkan angka harapan hidup.
Dari hasil sensus penduduk yaqng dilaksakan oleh BPS menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hidup di Indonesia mencapai 67 dari populasi lanjut usia yang di perkirakan 17 juta orang . Pada tahun 2020 jumlah penduduk lanjut usia Indonesia diproyeksikan mencapai 28 juta orang yang berusia 71 tahun . Perubahan komposisi penduduk lanjut usia menimbulkan berbagai kebutuhan  baru yang harus dipenuhi , sehingga dapat pula menjadi permasalahan yang komplek bagi lanjut usia ,baik sebagai individu ,keluarga maupun masyarakat.[1]
Tidak mudah menghabiskan masa tua di Indonesia. Hal itu diakibatkan ketiadaan sistem jaminan sosial membuat kesejahteraan warga lanjut usia di Indonesia amat rendah. Menurut laporan HelpAge International (satu lembaga nirlaba yang bermarkas di London) sekaitan dengan Hari Warga Lanjut Usia Internasional 1 Oktober 2014 mengeluarkan suatu Indeks Warga Lanjut Usia Global (Global AgeWatch Index) yang melakukan survei tentang negara ternyaman di dunia bagi kaum lanjut usia tahun ini menempatkan Indonesia pada urutan 71 dari 96 negara yang disurvei. Indonesia jauh di bawah  Thailand (ke-36), Philipina (ke-34), dan Vietnam (ke-45). Demikian KOMPAS, Kamis 2,3 Oktober 2014.
Harapan hidup untuk warga Indonesia  setelah melewati usia 60 tahun adalah 18 tahun, dengan harapan hidup sehat selama 14,3 tahun. Hanya 8 persen warga yang berusia di atas 65 tahun tercakup pensiun
Menjelang tahun 2050 , jumlahnya akan melonjak menjadi 2,02 miliar atau 21 persen jumlah penduduk dunia. Di puluhan negara, termasuk sebagian besar negara Eropa Timur, jumlah warga berusia di atas 60 tahun akan melebihi 30 persen populasi dunia.
        Hanya 8,1 persen warga di atas 65 tahun yang punya pensiun. Rendahnya warga punya pensiun karena mayoritas warga bekerja di sektor informal yang tak punya jaminan pensiun.
        Sebagian warga masih menganut nilai dan filosophi merawat orangtua . Nilai itu membuat indeks dukungan lingkungan bagi warga lanjut usia di Indonesia tinggi.
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 60 tahun sampai meninggal[2]. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Di Indonesia usia 55 tahun sudah digolongkan lansiaOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. [3]
Tantangan apa saja yang kadang bisa muncul di hari tua?
1.     Munculnya Berbagai Penyakit
Menjadi tua adalah proses alamiah yang harus dialami oleh setiap manusia. Menjadi lansia lanjut usia) bila dilihat dari sisi rohani, adalah berkat Tuhan. Oleh karena itu, pantaslah disyukuri, karena tidak setiap orang mendapatkan umur yang panjang. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Lansia adalah usia yang rentan pada kesehatan fisik dan mental. Banyak orang berkata bahwa semakin tua akan semakin menyerupai anak-anak. Sulit melakukan "ini dan itu", emosinya pun tidak terkontrol dengan baik. Oleh karena itu mereka membutuhkan konseling, baik konseling tentang kesehatan, kerohanian, pelayanan, dll. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran.
a.      Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia, semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat.
  1. Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.
  2. Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.[4]
Empat Belas Masalah Kesehatan Utama Pada Lansia
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I, yaitu immobility (kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar), intellectual impairment (gangguan intelektual/dementia), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), impotence (impotensi).
Masalah kesehatan utama tersebut di atas yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal dan dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan perawatan dan pelayanan terhadap lansia agar dapat memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin.[5]

  • ANAK YANG BERMASALAH.
ANAK TINGGAL JAUH ATAU TIDAK PEDULI.
MASALAH PERNIKAHAN.
PERSOALAN KEUANGAN.
MASALAH KESEHATAN


HILANGNYA IDENTITAS DIRI.
Nasihat Firman Tuhan untuk kita yang berusia lanjut adalah, "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4) Tuhan setia dan Ia tidak akan meninggalkan kita. Ia akan memelihara hidup kita, saat kita tidak lagi dapat memelihara hidup kita sendiri.
Menghadapi Tantangan Usia Tua
beberapa masukan untuk menghadapi tantangan di usia tua.
PERTAMA, KITA HARUS MELAKUKAN PERSIAPAN.

menyiapkan tabungan untuk digunakan pada masa pensiun atau kita dapat melakukannya lewat asuransi jiwa dan kesehatan. Sedapatnya kita menyiapkan hal ini supaya kita tidak perlu bergantung pada anak u
KEDUA, KITA MESTI MENURUNKAN TUNTUTAN DAN PENGHARAPAN KE LEVEL YANG REALISTIK.
. Kita pun mesti menerima fakta bahwa anak tidak selalu bertumbuh besar sesuai harapan.
Ada yang mempedulikan orang tua namun ada pula yang tidak.
KETIGA, KITA HARUS BELAJAR MELEPASKAN, MULAI DARI PEKERJAAN, SAMPAI KESEHATAN, DAN TERAKHIR DIRI SENDIRI.
Pada
KEEMPAT, KITA MESTI MENERIMA KENYATAAN BAHWA SUATU HARI KELAK KITA AKAN HARUS HIDUP SENDIRI SETELAH DITINGGAL PASANGAN.
Kebutuhan terdalam kita adalah kehadiran pasangan secara fisik. Sudah tentu kita akan senang bila pasangan masih dapat bercengkerama dengan
Kepergiannya akan meninggalkan lubang kesepian yang sangat dalam dan tak terisikan. Inilah kehilangan terbesar yang mesti kita hadapi
  • Nikmatilah hidup bersama pasangan dan hargai serta kasihilah dia, sehingga kepergiannya tidak menciptakan penyesalan.
KELIMA, KITA MASIH DIBUTUHKAN UNTUK BERDOA BAGI ORANG DI SEKITAR KITA
KEENAM, KITA PERLU BELAJAR BERIMAN KEMBALI.

Firman Tuhan berkata, "Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatu pun yang baik." (Mazmur 34:9-11




[2] John w,santrock. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:erlangga,2002, hal 193
2 http://Lanjut usia Indonesia.go.id. tanggal 24/09/2014


[4]  http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/326-permasalahan-lanjut-usia-lansia.html, diakses 6 mei 2016
[5] http://www.waspada.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar