PAK LANSIA, PELAYANAN UNTUK USIA
PARIPURNA
Dr
Albet Saragih, MA,MPdK
Abstraksi
Latar
Belakang
Berbicara
tentang Pendidikan Agama Kristen
(selanjutnya disingkat PAK) secara utuh dalam setting gereja maupun setting
sekolah dan masyarakat adalah berlangsung sejak dari dalam kandungan hingga
Lansia. Dengan istilah lain disebut From womb to tomb. Ada PAK anak, PAK Remaja, PAK Pemuda, dan ada PAK
dewasa/keluarga. Belakangan muncul PAK untuk Lansia , yang teorinya dipisahkan
dari lingkup PAK dewasa/keluarga selama ini, mengingat begitu urgennya
pelayanan yang satu ini dilakukan. Istilah-istilah dan pembagian PAK di atas
adalah bersumber dari kurikulum PAK di Perguruan Tinggi Teologi Agama Kristen
(PTTAK) khususnya pada prodi PAK sendiri.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
telah memicu timbulnya berbagai perubahan dalam masyarakat, dengan
meningkatkan angka harapan hidup.
Dari hasil sensus penduduk yaqng dilaksakan oleh BPS
menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hidup di Indonesia mencapai 67 dari
populasi lanjut usia yang di perkirakan 17 juta orang . Pada tahun 2020 jumlah
penduduk lanjut usia Indonesia diproyeksikan mencapai 28 juta orang yang
berusia 71 tahun . Perubahan komposisi penduduk lanjut usia menimbulkan
berbagai kebutuhan baru yang harus dipenuhi , sehingga dapat pula
menjadi permasalahan yang komplek bagi lanjut usia ,baik sebagai individu
,keluarga maupun masyarakat.[1]
Tidak
mudah menghabiskan masa tua di Indonesia. Hal itu diakibatkan ketiadaan sistem
jaminan sosial membuat kesejahteraan warga lanjut usia di Indonesia amat
rendah. Menurut laporan HelpAge International (satu lembaga nirlaba yang
bermarkas di London) sekaitan dengan Hari Warga Lanjut Usia Internasional 1
Oktober 2014 mengeluarkan suatu Indeks Warga Lanjut Usia Global (Global
AgeWatch Index) yang melakukan survei tentang negara ternyaman di dunia bagi
kaum lanjut usia tahun ini menempatkan Indonesia pada urutan 71 dari 96 negara
yang disurvei. Indonesia jauh di bawah
Thailand (ke-36), Philipina (ke-34), dan Vietnam (ke-45). Demikian
KOMPAS, Kamis 2,3 Oktober 2014.
Harapan
hidup untuk warga Indonesia setelah
melewati usia 60 tahun adalah 18 tahun, dengan harapan hidup sehat selama 14,3
tahun. Hanya 8 persen warga yang berusia di atas 65 tahun tercakup pensiun
Menjelang
tahun 2050 , jumlahnya akan melonjak menjadi 2,02 miliar atau 21 persen jumlah
penduduk dunia. Di puluhan negara, termasuk sebagian besar negara Eropa Timur,
jumlah warga berusia di atas 60 tahun akan melebihi 30 persen populasi dunia.
◦
Hanya 8,1 persen warga di atas 65 tahun
yang punya pensiun. Rendahnya warga punya pensiun karena mayoritas warga
bekerja di sektor informal yang tak punya jaminan pensiun.
◦
Sebagian warga masih menganut nilai dan
filosophi merawat orangtua . Nilai itu membuat indeks dukungan lingkungan bagi
warga lanjut usia di Indonesia tinggi.
Lanjut
usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Lanjut usia merupakan
periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses
kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan
waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 60 tahun sampai meninggal[2].
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut
usia. Di Indonesia usia 55 tahun sudah digolongkan lansiaOrganisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle
age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut
usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) di
atas 90 tahun. [3]
Tantangan apa saja yang kadang bisa muncul di hari tua?
1.
Munculnya Berbagai Penyakit
Menjadi tua
adalah proses alamiah yang harus dialami oleh setiap manusia. Menjadi lansia
lanjut usia) bila dilihat dari sisi rohani, adalah berkat Tuhan. Oleh karena
itu, pantaslah disyukuri, karena tidak setiap orang mendapatkan umur yang
panjang.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan
segera dan terintegrasi. Lansia adalah usia yang rentan pada kesehatan fisik
dan mental. Banyak orang berkata bahwa semakin tua akan semakin menyerupai
anak-anak. Sulit melakukan "ini dan itu", emosinya pun tidak
terkontrol dengan baik. Oleh karena itu mereka membutuhkan konseling, baik konseling
tentang kesehatan, kerohanian, pelayanan, dll. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Masalah
kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik,
psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil,
mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan
kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan
mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis
(kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia
adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari
keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran.
a.
Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh
dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah
atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit
pada lansia, semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat
akan menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau
menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu
dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat.
- Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.
- Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.[4]
Empat Belas Masalah Kesehatan Utama Pada Lansia
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia
berbeda dari orang dewasa, yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut
dengan istilah 14 I, yaitu immobility
(kurang bergerak), instability
(berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar), intellectual impairment (gangguan
intelektual/dementia), infection (infeksi),
impairment of vision and hearing, taste,
smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan pancaindera,
komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction
(sulit buang air besar), isolation
(depresi), inanition (kurang gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat
obat-obatan), insomnia (gangguan
tidur), immune deficiency (daya tahan
tubuh yang menurun), impotence
(impotensi).
Masalah kesehatan utama tersebut di atas yang sering
terjadi pada lansia perlu dikenal dan dimengerti oleh siapa saja yang banyak
berhubungan dengan perawatan dan pelayanan terhadap lansia agar dapat
memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin.[5]
- ANAK YANG BERMASALAH.
ANAK TINGGAL JAUH ATAU TIDAK PEDULI.
MASALAH PERNIKAHAN.
PERSOALAN KEUANGAN.
MASALAH KESEHATAN
HILANGNYA IDENTITAS DIRI.
Nasihat Firman Tuhan untuk kita yang berusia lanjut adalah, "Sampai
masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.
Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan
menyelamatkan kamu." (Yesaya
46:4) Tuhan
setia dan Ia tidak akan meninggalkan kita. Ia akan memelihara hidup kita, saat
kita tidak lagi dapat memelihara hidup kita sendiri.
Menghadapi Tantangan Usia Tua
beberapa masukan untuk menghadapi tantangan di usia tua.
PERTAMA, KITA HARUS MELAKUKAN
PERSIAPAN.
menyiapkan tabungan untuk digunakan
pada masa pensiun atau kita dapat melakukannya lewat asuransi jiwa dan
kesehatan. Sedapatnya kita menyiapkan hal ini supaya kita tidak perlu
bergantung pada anak u
KEDUA, KITA MESTI MENURUNKAN
TUNTUTAN DAN PENGHARAPAN KE LEVEL YANG REALISTIK.
. Kita pun mesti menerima fakta bahwa
anak tidak selalu bertumbuh besar sesuai harapan.
Ada yang mempedulikan orang tua
namun ada pula yang tidak.
KETIGA, KITA HARUS BELAJAR
MELEPASKAN, MULAI DARI PEKERJAAN, SAMPAI KESEHATAN, DAN TERAKHIR DIRI SENDIRI.
Pada
Pada
KEEMPAT, KITA MESTI MENERIMA KENYATAAN
BAHWA SUATU HARI KELAK KITA AKAN HARUS HIDUP SENDIRI SETELAH DITINGGAL
PASANGAN.
Kebutuhan terdalam kita adalah
kehadiran pasangan secara fisik. Sudah tentu kita akan senang bila pasangan
masih dapat bercengkerama dengan
Kepergiannya akan meninggalkan
lubang kesepian yang sangat dalam dan tak terisikan. Inilah kehilangan terbesar
yang mesti kita hadapi
- Nikmatilah hidup bersama pasangan dan hargai serta kasihilah dia, sehingga kepergiannya tidak menciptakan penyesalan.
KELIMA, KITA MASIH DIBUTUHKAN UNTUK
BERDOA BAGI ORANG DI SEKITAR KITA
KEENAM, KITA PERLU BELAJAR BERIMAN
KEMBALI.
Firman Tuhan berkata, "Kecaplah
dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung
pada-Nya! Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak
berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan,
tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatu pun yang
baik." (Mazmur
34:9-11
[1] http://kurniawan-ramsen.blogspot.co.id/2013/05/program-pelayanan-untuk-lansia.html,
29 april 2016
[2] John
w,santrock. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:erlangga,2002, hal 193
2 http://Lanjut usia Indonesia.go.id. tanggal 24/09/2014
[4] http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/326-permasalahan-lanjut-usia-lansia.html,
diakses 6 mei 2016
[5] http://www.waspada.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar